Beberapa waktu lalu, saya diajak teman buat raplingan. Sering lihat yang beginian sih kalo kebetulan lewat di jembatan Babarsari kalo sore-sore. Dan juga saya belum pernah mencoba yang gini ini :D Lokasi raplingnya sendiri di jembatan Siluk, daerah Imogiri, Bantul, deket sama kebun buah Mangunan.
Pemandangan kali Oya dari atas jembatan.
Melayang.
Persiapan mau turun.
Nyampe tengah-tengah.
Ini dia yang sebenarnya latihan rapling.
Mas Instrukturnya.
Mbak-mbaknya nggak mau kalah.
Kayaknya raplingnya makin seru kalo makin tinggi.
Jadi tau alat-alat buat beginian: talinya disebut carabiner, logam pengaitnya carmantel, cantolannya figure 8, dan dudukannya disebut harnes.
Bagian bawah jembatan Siluk.
Tali temali kayak gini emang pengetahuan yang bisa digunakan sepanjang masa. Walaupun sepertinya sepele dan membosankan, namun ternyata bisa seru dan sangat berguna.
Enak sekali mendengarkan album ini ditengah 34 derajat celcius suhu Yogyakarta. Adem.
Jadi, album manis ini adalah musikalisasi puisi dari Sitok Srengenge dan Nirwan Dewanto, pemeran uskup Soegija dalam film Soegija. Dinyanyikan oleh Ubiet dan aransemen Dian HP, kolaborasi master etnomusiklogi lulusan University of Wisconsin dengan jebolan sekolah musik di Jerman, top :D
Sesuai judul albumnya, ada delapan track di album ini: Menulis Cinta, Wajah, Kau Angin, Cinta Pertama, Kuintet, Penghujung Musim Penghujan, Air dan Merah. Didominasi dengan lantunan suara Ubiet dan denting piano Dian HP, ada juga tambahan flute, cello, klarinet dan bass di beberapa track.
Buat orang awam kayak saya ini, dengan lirik yang kuat, suara yang merdu, serta iringan musik yang
simpel, delapan track ini bagus dan unik semua.
Coba download dengarkan sendiri deh :D