29 Mei 2009

"Tersesat" di Gedung Rektorat

Saya termasuk orang yang cukup sering “menyempatkan waktu” untuk sekedar duduk-duduk di gedung rektorat kampus saya. Seringnya sih di sore hari setelah pulang kuliah, disaat banyak orang berlalu-lalang disekitar situ. Entah itu para staf karyawan, cleaning service, mahasiswa mahasiswi yang sedang ada urusan, orang yang sedang jogging atau bersepeda dan kadang pula ada yang sedang berpacaran. Semua itu saya lakukan sendirian dan tidak ada maksud khusus. Maksud saya, disanapun saya hanya duduk memandangi orang-orang sambil browsing dan dengerin lagu, sambil sesekali berlagak lagi menunggu seseorang. Haha, ironis memang.

Banyak orang yang bilang saya kurang kerjaan, aneh ataupun konyol karena kebiasaan saya itu. Betapa bodohnya saya karena menyia-nyiakan waktu untuk hal yang mungkin mereka lihat konyol. Tapi bodo amat lah. Ini tubuh juga tubuh saya sendiri. Ini waktu juga waktu saya sendiri. Lagipula itu juga ga merugikan orang lain kok. Kayak anak SD yah saya, egois. Lalu apa yang saya dapat disana? Disana saya setidaknya dapat menghabiskan sekerat waktu dari hidup saya yang monoton dan membosankan ini. Bagi saya itu sudah cukup kok.

Saat melihat orang lain yang sibuk berlalu lalang disana membuat saya teringat dengan teman teman saya. Ada banyak yang terlihat sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Soal kuliah, organisasi, ataupun sekedar soal dolan-dolan; setidaknya mereka bisa disebut “sibuk”. Sedang saya sendiri sering bingung tentang apa yang harus saya sibukkan. Kuliah? Saya yakin kuliah takkan sampai membuat saya sibuk jika saya tidak sungguh-sungguh kuliah seperti sekarang ini. Organisasi? Ikut, setidaknya tercatat, dalam tiga organisasipun ternyata tak cukup menolong. Yah, saya akui itu karena salah saya sendiri yang tak mau aktif disana. Jujur, diantara ketiga organisasi itu tidak (atau mungkin belum) bisa membuat saya nyaman dan enjoy berada didalamnya. Sama seperti waktu SMA dulu, saya juga harus berpindah-pindah sampai empat ekskul untuk menemukan satu ekskul yang paling mending.

Mungkin selama hidup saya masih monoton, selama itu pula saya akan sering duduk di depan gedung megah hasil desain bung Karno ini.